my galery

wordpress plugin

Pernikahan adat Jawa

Pengantin Jawa, bisa dikatakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Terdiri dari beberapa tahapan yang tentunya penuh makna.

Siraman
Siraman dilakukan sehari sebelum ijab kabul dan memiliki makna sebagai proses pembersihan jiwa raga. Ada 7 Pitulungan (penolong) yag melalukan proses siraman, dalam artian ada 7 orang yang akan menyiram calon pengantin. Airnya merupakan campuran kembang setaman atau disebut Banyu Perwitosari, jika memungkinkan diambil dari 7 mata air. Diawali oleh orangtua calon pengantin, lalu diakhiri dengan sang calon pengantin memecahkan kendi.

Midodareni
Beranjak malam dilanjutkan Midodareni, yaitu malam kedua mempelai melepas masa lajang. Acara yang digelar di kediaman pihak perempuan ini juga untuk memastikan calon pengantin pria akan hadir di acara ijab kabul, serta kepastian keluarga mempelai perempuan siap melaksanakan perkawinan dan upacara panggih di hari berikutnya.

Upacara Panggih
Upacara panggih dilakukan usai akad nikah, di mana kembang mayang dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah bertujuan untuk mengusir roh jahat.


Balangan Suruh
Upacara pernikahan pun dilanjutkan dengan saling melempar daun sirih sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaan.

Wiji Dadi
Pengantin pria menginjak telur ayam hingga pecah lalu pengantin wanita membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Prosesi ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggungjawab terhadap keluarganya.

Pupuk
Ibu pengantin perempuan mengusap pengantin pria sebagai tanda ikhlas menerima menjadi salah satu bagian keluarganya.

Sinduran
Berjalan perlahan-lahan lalu menyampirkan kain sindur sebagai tanda kedua mempelai sudah diterima sebagai bagian keluarga.

Timbang
Kedua pengantin duduk di pangkuan bapak pengantin perempuan, melambangkan tanda kasih sayang orangtua pada anak dan menantu sama besarnya.

Kacar-kucur
Pengantin prioa menuangkan ‘raja kaya dari kantong kain, dan pengantin perempuan menampungnya dengan kain sindur. Kantong kain ini berisikan uang koin, beras kuning, kacang kawak, kara, dan bunga telon (mawar, melati, kenanga atau kanthil). Memiliki makna pengantin pria akan bertanggungjawab mencari nafkah untuk keluarganya. ‘Raja Kaya’ yang dituangkan pengantin pria tidak boleh ada yang jatuh, dengan makna agar pengantin wanita diharapkan memiliki sifat gemi, nastiti, surtini, dan hati-hati dalam mengatur rezeki yang telah diberikan suaminya.

Dahar Klimah
Kedua pengantin saling menyusapi, melambangkan akan hidup bersama dalam susah maupun senang.

Mertui
Orangtua pengantin perempuan menjemput orangtua pengantin pria di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara.

Sungkeman
Prosesi pernikahan adat Jawa selanjutnya, kedua mempelai memohon restu dari kedua orangtua.